REPRESENTASI KONFLIK PLURALISME ANTAR AGAMA DAN BUDAYA DALAM FILM ?TANDA TANYA?

Suhariyanto Suhariyanto

Abstract


Abstract
Film was mass media that had the ability to convey the message to the audience. Tanda Tanya was one of films which had theme of Indonesian pluralism with tolerance between different religions or cultures. The film was interesting to study because many people did not have in sensitivity towards the existence of religious and cultural differences that arouse people to do harassment, violence, humiliation, and discriminatory actions due to having different races and classes. The type of research was descriptive one that was carried out by using a qualitative approach and using the method of Roland Barthes's emiotic analysis, namely the syntagmatic analysis through the leksia and paradigmatic analysist to evealuate the denotation and connotation meaning. The results showed that religion diversity in Indonesianis was still considered as taboo thing and could not accept each other. So minor religion in Indonesia was still getting unfair treatment from the major religion.

Keywords: semiotics, film, pluralism conflict, religion, culture

Film merupakan media massa yang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Tanda Tanya adalah salah satu film yang bertema pluralisme di Indonesia dengan toleransi antar agama atau budaya yang berbeda . Film ini menarik untuk diteliti karena banyak ketidakpekaan masyarakat terhadap perbedaan agama dan budaya yang ada sehingga menimbulkan tindakan pelecehan, kekerasan, penghinaan, dan tindakan diskriminatif akibat memiliki ras dan kelas yang berbeda. Tipe penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta menggunakan metode analisis semiotika milik Roland Barthes, yakni analisis sintagmatik melalui analisis leksia dan analisis paradigmatic untuk mengungkapkan makna denotasi dan makna konotasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keragaman beragama di Indonesia sebagian masyarakat dianggap masih tabu dan belum bisa menerima satu sama lain. Sehingga agama minoritas di Indonesia masih mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari agama yang mayoritas.

Kata kunci: semiotika, film, konflik pluralisme, agama, budaya



DOI: https://doi.org/10.34001/an.v5i2.168

Article Metrics

Abstract view : 303 times
Abstrak (PDF) - 154 times full text (pdf) - 2502 times




Editorial Office
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara


Address: Jalan Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara Jawa Tengah Kode Pos 59427 Indonesia.Email: jurnal.annida@unisnu.ac.idWebsite: https://ejournal.unisnu.ac.id/JKIN/

Creative Commons License

An-Nida: Jurnal Komunikasi Islam is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.Copyright ©2018 Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Powered by Open Journal Systems.

View My Stats 

Currently this Journal is Indexed by 

1 Google Scholar3 Garuda4 Onsesearch5 BASe7 moraref7 moraref